BAB
I
PENDAHULUAN
I.I. Latar Belakang
Dalam bahasa tulis, kita menemukan
adanya bermacam – macam tanda yang digunakan untuk membedakan arti sekaligus
sebagai pelukisan atas bahasa lisan. Segala macam tanda tersebut untuk menggambarkan perhentian antara
, perhentian akhir, tekanan, tanda Tanya dan lain – lain. Tanda tanda tersebut
dinamakan tanda baca. Tanda baca yang ditemukan dalam bahasa tulis merupakan
bagian dari kaidah ejaan dalam suatu bahasa. Yang dimaksud dengan ejaan adalah
keseluruhan peraturan bagaimana melambangkan bunyi ujaran dan bagaimana antar hubungan antara lambang – lambang itu ( pemisahan dan penggabungannya dalam
suatu bahasa ). Secara teknis, yang dimaksud dengan ejaan adalah penulisan
huruf, penulisan kata, dan pemakaian tanda baca. Ejaan adalah keseluruhan
peraturan melambangkan bunyi ujaran, pemisahan dan penggabungan kata, penulisan
kata, huruf dan tanda baca. Ejaan adalah seperangkat aturan tentang cara
menuliskan bahasa dengan menggunakan
huruf, kata dan tanda baca sebagai sarananya. Batasan tersebut menunjukkan
pengertian kata ejaan berbeda dengan kata mengeja. Mengeja adalah kegiatan
melafalkan huruf, suku kata, atau kata, sedangkan ejaan adalah suatu system
aturan yang jauh lebih luasdari sekedar masalah pelafalan. Ejaan mengatur keselurahan cara menuliskan
bahasa.
Ejaan suatu bahasa tidak saja berkisar pada persoalan bagaimana melambangkan bunyi – bunyi ujaran
serta bagaimana menempatkan tanda – tanda baca dan sebagainya, pemotongan itu harus berguna bagaimana kita harus
memisahkan huruf – huruf itu pada
akhir suatu baris. Selain itu, penggunaan huruf kapital juga merupakan unsur
penting yang harus diperhatikan dalam penulisan dengan ejaan yang tepat.
Dari uraian
diatas dapat disimpulkan bagaimana menggambarkan lambang – lambang bunyi ujaran
dan bagaimana interrelasi antara lambang – lambang itu dalam suatu bahasa disebut Ejaan.
Ejaan merupakan kaidah yang harus dipatuhi oleh
pemakai bahasa demi keteraturan dan keseragaman bentuk. Ejaan adalah lampu
lalu lintas yang harus dipatuhi
oleh setiap pengemudi ibarat sedang mengendarai kendaraan. Seperti itulah kira
– kira bentuk hubungan anatara pemakai bahasa dengan ejaan.
Ejaan turut menentukan kebakuan dan
ketidakbakuan kalimat. Jika ejaannya benar, kalimat dapat menjadi
baku dan sedangkan salah kalimat dapat
menjadi tidak baku. Kesalahan biasanya
terjadi pada penggunaan tanda koma yang salah dan kesalahan penulisan.
Pemahaman ejaan merupakan satu aspek penting
dalam penggunaan suatu bahasa termasuk tentunya penggunaan bahasa
Indonesia yang benar. Dalam bahasa lisan, faktor gerak gerik, mimik,
intonasi, jeda, irama, serta unsur –
unsur non bahasa tidak terdapat didalam bahasa tulis. Di sinilah ejaan dan
tanda baca berperan sampai pada batas – batas tertentu, menggantikan unsur non
bahasa yang diperlukan untuk memperjelas gagasan atau pesan.
Perkembangan ejaan di Indonesia
diawali dengan ejaan van
Ophuijsen.
Ejaan pertama bahasa Indonesia diambil dari nama
seorang guru besar Belanda yang juga pemerhati bahasa dan di berlakukan pada
tahun 1901oleh pemerintah Belanda yang
berkuasa di Indonesia pada masa itu. Ejaan Van Ophuijsen di pakai selam 46
tahun, lebih lama dari ejaan republik
yang dipakai selama 25 tahun. Ejaan Van Ophuijsen baru diganti setelah 2 tahun
Indonesia merdeka. Ejaan Van Ophuijsen yang ditetapkan sebagai ejaan bahasa
melayu pada tahun 1901 memiliki ciri khas yang menonjol yaitu penggunaan huruf J.
Contoh penulisan kata-kata ejaan Van
Ophuijsen :
a.
Djakarta
Jakarta
b.
Goeroe
Guru
c.
Kamoe
Kamu
Ejaan Soewandi atau republikditetapkan pada tahun 1947 untuk menggantika
ejaan Van Ophuijsen. Ciri yang menonjol adalah penggunaan huruf U untuk
menggantikan huruf Oe, dan penulisan
kata depan di dan awalan di yang
sama, yakni dirangkaikan dengan kata yang mengikutinya. Ejaan Bahasa Indonesia
yang Disempurnakan adalah peraturan bahasa Indonesiayang di berlakukan sejak
tahun 1972 pada saat kongres Bahasa Indonesia hingga saat ini.
Sebagaimana yang telah di ungkapkan pada paragraf sebelumnya bahwa ejaan
yang berlaku sekarang dinamakan Ejaan yang Disempurnakan (EyD) dan mulai diberlakukan tepatnya pada tahun
1972. Hal ini memang merupakan upaya penyempurnaan ejaan sebelumnya yang sudah
dipakai selama 25 tahun yang dikenal dengan ejaan Republik atau Ejaan Soewandi.
Untuk sekadar memperoleh gambaran tentang ejaan yang pernah berlaku pada masa lalu itu dan sekaligus untuk
membandingkan dengan ejaan yang sekarang, perhatikan ketiga macam ejaan dalam
tabel di bawah ini.
Ejaan yang
Disempurnakan (EyD) mulai tahun 1972
|
Ejaan
Republik (Ejaan Soewandi) 1947-1972
|
Ejaan Van
Ophuijsen 1901-1947
|
Khusus
|
Chusus
|
Choesoes
|
Jumat
|
Jumat
|
Djoem’at
|
Yakni
|
Jakni
|
Ja’ni
|
Payung
|
Pajung
|
Pajung
|
Cucu
|
Tjutju
|
Tjoetjoe
|
Sunyi
|
Sunji
|
Soenji
|
BAB II
II. I. Sejarah
Perkembangan Ejaan
Dipaparkan dengan cukup lengkap mengenai perjalanan perkembangan ejaan yang
terdapat di Indonesia, mulai ejaan yang pertama yang digunakan di indonesia,
yaitu Ejaan Van Ophuijsen, sampai dengan ejaan yang dipakai saat ini, yaitu
Ejaan yang disempurnakan (EyD).
Ejaan Van Ophuijsen ditetapkan pada tahun 1901 yang merupakan ejaan bahasa
Melayu dengan huruf latin. Van Ophuijsen merancang ejaan itu dibantu oleh Engku
Nawawi gelar Soetan Ma’moer dan Moehammad Taib Soetan Ibrahim. Hal – hal yang
menonjol dalam ejaan van Ophuijsen adalah sebagai berikut :
·
Huruf j
dipakai untuk menuliskan kata – kata, seperti jang, sajang, pajah.
·
Huruf oe dipakai untuk menuliskan kata –
kata, seperti goeroe, itoe, dan oemoer.
·
Tanda diakritik, yaitu koma, ain, dan tanda trema, dipakai
untuk menuliskan kata – kata, seperti ma’moer, ‘akal, ta’, pa’, dinamai’.
Ejaan Soewandi ditetapkan pada tanggal 19 maret 1947 untuk menggantikan
ejaan sebelumnya, yaitu Ejaan Van Ophuijsen. Ejaan baru itu oleh masyarakat
diberi julukan Ejaan Republik. Hal – hal yang perlu diketahui sehubungan dengan
pergantian ejaan itu adalah sebagai berikut :
·
Huruf oe diganti dengan u,
seperti pada guru, itu, umur
·
Bunyi hamzah dan bunyi sentak ditulis dengan huruf K,
seperti pada kata – kata tak, pak, maklum, rakyat.
·
Kata ulang boleh ditulis dengan angka dua, seperti pada
kata – kata anak2, berjalan2, ke-barat2 –an.
·
Imbuhan yang berawalan di- dengan kata depan di kedua-
duanya ditulis serangkai dengan kata yang mengikutiny, seperti kata depan pada
dirumah, dikebun, disamakan dengan imbuhan awalan di- pada ditulis, dikarang.
Ejaan Melindo yang merupakan kependekatan dari ejaan melayu indonesia
merupakan konsep ejaan bersama antara Indonesia dengan Malaysia. Pada akhir
1959, sidang perutusan Indonesia dan Melayu ( Slametmulyana – Syeh Nasir bin
Ismail, sebagai ketua ) menghasilkan konsep ejaan tsb. Perkembangan politik
selama bertahun – tahun berikutnya mengurungkan persemian ejaan itu.
Beberapa hal yang perlu dikemukakan sehubungan dengan ejaan Bahasa
Indonesia yang disempurnakan atau
Eyd adalah sebagai berikut :
Perubahan Huruf
|
|||
Ejaan Soewaandi
|
Ejaan yang
disempurnakan ( EyD )
|
||
dj
|
djalan, djauh
|
j
|
jalan, jauh
|
j
|
pajung, laju
|
y
|
payung, layu
|
nj
|
njonja, bunji
|
ny
|
nyonya, bunyi
|
sj
|
isjarat, masjarakat
|
sy
|
syarat, masyarakat
|
tj
|
tjukup, tjutji
|
c
|
cukup, cuci
|
ch
|
tarich, achir
|
kh
|
tarikh, akhir
|
II. II. Ruang Lingkup Ejaan yang Disempurnakan ( EYD )
Ruang
lingkup EYD mencakupi lima aspek, yaitu :
A.
Pemakaian huruf , membicarakan
masalah yang medasar dari suatu bahasa, yaitu :
a)
Abjad
b)
Vokal
c)
Konsonan
d)
Pemenggalan
kata
e)
Dan
nama diri
B.
Penulisan huruf, membicarakan beberapa perubahan jenis huruf
ejaan yang digunakan, seperti :
a)
Huruf
Kapital
b)
Huruf
Miring
C.
Penulisan kata, membicarakan tentang
berbagai cara penulisan kata bermorfem tunggal dan yang bermorfem banyak
beserta unsur – unsur kecil dalam
bahasa, meliputi :
a)
Kata
dasar
b)
Kata
turunan
c)
Kata
ulang
d)
Gabungan
kata
e)
Kata
ganti kau, ku, mu, dan nya
f)
Kata
depan di, ke, dan dari
g)
Kata
sandang si dan sang
h)
Partikel
i)
Singkatan
dann akronim
j)
Angka
dan lambing bilangan
D.
Penulisan unsur
serapan,
berbicara tentang kaidah cara penulisan unsur serapan, terutama kosakata yang berasal dari bahasa asing.
E.
Pemakaian tanda baca (
pugtuasi ),
membicarakan tentang penempatan kelima belas tanda baca dalam penulisan. Tanda
baca tersebut yaitu :
a)
Tanda
titik ( . )
b)
Tanda
koma (, )
c)
Tanda
titik koma ( ; )
d)
Tanda
titik dua ( : )
e)
Tanda
hubung (-)
f)
Tanda
pisah (--)
g)
Tanda
ellipsis (…)
h)
Tanda
tanya ( ? )
i)
Tanda
seru ( ! )
j)
Tanda
kurung ( (…) )
k)
Tanda
kurung siku ( […] )
l)
Tanda
petik ganda (“…” )
m)
Tanda
petik tunggal ( ‘…’ )
n)
Tanda
garis miring ( / )
o)
Tanda
penyingkat ( ‘ )
II. III. Ejaan
Penulisan Huruf
Huruf capital dan
miring diantaranya digunakan untuk hal – hal seperti tertera di bawah ini !
Huruf capital digunakan
pada awal nama :
a)
Orang : Wandasti, Nurdiana, Tania
b)
Tahun : tahun Kabisat, tahun Masehi
c)
Bulan : bulan November, bulan April
d)
Hari : hari Senin, hari Jum’at
e)
Peristiwa
bersejarah : Perang Diponegoro, hari Pahlawan
f)
Suku : suku Jawa, suku Bugis, suku Betawi
g)
Bangsa : bangsa Rusia, bangsa Cina, bangsa
Indonesia
h)
Agama : agama Islam, agama Hindu, agama
Kristen
i)
Gelar : Doktor Soekarno, Insinyur Jokowi
j)
Jabatan : Gubernur
Daerah Khusus Ibukota Jakarta
Huruf miring digunakan
pada nama :
Buku : buku Kebangkitan
Rusia
Majalah : majalah
Glasnost
Surat kabar : Koran
Kompas
Istilah asing : déjà vu
Istilah ilmiah : Lumbricus rubellus
BAB
III
PENUTUP
III. I. Kesimpulan
Penggunaan
tanda baca perlu diperhatikan dalam penulisan karya tulis atau karya
ilmiah.Masing masing tanda baca memiliki aturan dan tata letak penggunaanya,
sehingga kita harus cermat dalam menggunakan tanda baca dan menempatkan tanda
baca pada aturan yang telah di tetapkan. Penggunaan ejaan yang disempurnakan (E Y D) sangat
dibutuhkan dalam penulisan karya tulis ilmiah agar sebuah karya tulis ilmiah
tersebut dapat tersusun dengan baik dan mudah dipahami.Dari berbagai macam
kesimpulan, maka penggunaan tanda baca perlu untuk dipahami dan dipelajari
lebih detail agar penggunaan tanda baca pada karya ilmiah yang kita buat
menjadi benar dan mudah dipahami oleh orang-orang yang akan membaca karya tulis
kita.
III. II. Penutup
Dari tugas makalah tersebut, banyak hal yang dapat kita pelajari. Seperti
halnya yang sudah kami harapkan dan sampaikan pada kata pengantar tugas makalah
ini, yaitu semoga dengan terselesaikannya makalah ini dapat menambah wawasan
kita dan pemahaman kita mengenai pengguanaan tanda baca yang baik dan benar
yang tentu saja sesuai dengan EYD.
Dan demikian makalah yang dapat kami buat. Apabila ada kata-kata yang kurang
berkenan di hati atau belum sesuai dengan apa yang Anda harapkan, kami mohon
maaf. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun kami agar
dalam tugas-tugas selanjutnya,kami dapat menyelesaikannya dengan lebih baik
lagi.
Daftar Pustaka
Sugihastuti, dkk. 2006. Editor
Bahasa. Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
Finoza, Lamudin. 1993.Komposisi Bahasa
Indonesia. Jakarta: Diksi Insan Mulia,.
Alwi, Hasan. Dkk. 2003, Tata Bahasa
Baku Bahasa Indonesia. Edisi-2. Jakarta: Balai Pustaka.
Tanda baca. 2012. http://id.wikipedia.org/wiki/Tanda_baca
Pemakaian Tanda Baca.2012 http://www.scribd.com/doc/56584282/Makalah Bahasa-Indonesia-Pemakaian-Tanda-Baca
Tidak ada komentar:
Posting Komentar