Rabu, 22 Mei 2013

ANALISA KEBUTUHAN LINGKUNGAN & GLOBALISASI MANAJEMEN


BAB I
PENDAHULUAN


           Era globalisasi ekonomi sekarang ini, perusahaan memasuki lingkungan bisnis yang sangat berbeda dengan lingkungan bisnis sebelumnya. Pasar tidak lagi hanya dimasuki oleh pesaing-pesaing domestik, namun telah didatangi oleh pesaing-pesaing mancanegara yang membawa produk dan jasa yang sarat dengan kandungan persaingan. Selain membawa perubahan yang kita secara nilai secara postif, globalisasi ekonomi ternyata membawa permasalahan yaitu perusahaan-perusahaan yang tidak mempunyai struktur sistem pengendalian manajemen yang baik akan tersisih, banyak sistem manajemen perusahaan yang tidak mampu beradaptasi dengan arus perubahan dalam globalisasi ekonomi.

          Sistem pengendalian manajemen pada dasarnya suatu sistem yang digunakan oleh manajemen untuk membangun masa depan organisasi. untuk membangun masa depan organisasi, perlu ditentukan lebih dahulu dalam bisnis apa organisasi akan berusaha. Jawaban atas pertanyaan tersebut merupakan misi organisasi dengan demikian misi organisasi merupakan the chosen track untuk membawa organisasi mewujudkan masa depannya. Diharapkan dengan dilaksanakannnya struktur sistem manajemen akan tercipta visi dan misi organisasi perusahaan kemudian mengimplementasikannya.

         Permasalahan yang timbul dalam implementasi struktur sistem pengendalian manajemen yang dapat diidentifikasikan sekarang ini adalah terletak pada kelemahan struktur dan kelemahan proses. Sistem pengendalian manajemen tidak dapat mewujudkan tujuan sistem kemungkinan karena strukturnya tidak pas dengan lingkungan yang dihadapi perusahaan, dapat juga terjadi tujuan sistem pengendalian manajemen tidak tercapai karena proses sistem pengendalian manajemennya lemah.

         Dampak yang timbul dikarenakan perusahaan tidak memberlakukan struktur sistem pengendalian manajemen antara lain organisasi perusahaan akan kesulitan menghadapi berbagai perubahan tajam radikal, konstan, pesat, serentak sehingga roda organisasi tidak akan jalan dan tidak dapat membuat berbagai perencanaan, tidak dapat memprediksi target organisasi ke depannya,Untuk menghadapinya diperlukan struktur sistem pengendalian manajemen dimulai dari pengamatan dan pengindetifikasian memacu perubahan (change drivers) yang berdampak terhadap karakteristik lingkungan yang akan dimasuki perusahaan. Struktur sistem merupakan komponen-komponen yang berkaitan erat satu dengan lainnya yang secara bersama-sama digunakan untuk mewujudkan tujuan sistem seperti yang dikatakan Mulyadi, Johny (2001 : 8) bahwa struktur pengendalian manajemen terdiri dari tiga komponen yaitu Struktur organisasi, Jejaring informasi dan Sistem penghargaan. Rerangka pendesainan struktur sistem pendesainan pengendalian manajemen mempergunakan pendekatan contigency approach dan human resource leverage.

        Permasalahan struktur sistem pengendalian manajemen penting untuk dikaji karena memberikan harapan yaitu kemampuan bagi manajemen perusahaan untuk memetakan secara komprehensif lingkungan bisnis yang akan dimasuki oleh organisasi perusahaan di masa depan, melakukan perubahan dengan cepat peta perjalanan tersebut sesuai dengan tuntutan perubahan yang diperkirakan akan terjadi dan melipatgandakan kinerja perusahaan sebagai institusi pencipta kekayaan, sehingga perusahaan memiliki kemampuan yang luar biasa besarnya untuk senantiasa melakukan perubahan yang diperlukan.

















BAB II
PEMBAHASAN



II. I.     Analisa  Kebutuhan  Lingkungan & Globalisasi  Manajemen


Seiring berjalannya era globalisasi, maka lingkungan di negara berkembang dengan negara maju sangat berbeda, karena lingkungan pada negara berkembang memiliki karakteristik yang khas, lebih sering berubah dan perubahannya seringkali mendadak, dengan demikian, memiliki kecenderungan yang tak menentu. Pemerintah biasanya, masih banyak melakukan intervensi. Pengambilan keputusan ekonomis dan politis tampak tidak transparan. Oleh karena itu tingkat ketidakpastian menjadi lebih besar. Akibatnya, dapat dikatakan bahwa lingkungan di negara sedang berkembang memiliki pengaruh yang jauh lebih besar dalam menentukan kegagalan atau keberhasilan manajemen dibandingkan di negara maju.

Analisis lingkungan adalah suatu proses monitoring terhadap lingkungan organisasi yang bertujuan untuk mengidentifikasikan peluang (opportunities) dan tantangan (threats) yang mempengaruhi kemampuan organisasi untuk mencapai tujuannya. Tujuan dilakukan analisis lingkungan adalah mengantisipasi lingkungan organisasi sehingga dapat bereaksi secara cepat dan tepat untuk mensukseskan organisasi. Analisis lingkungan adalah suatu proses yang digunakan perencana-perencana strategi untuk memantau lingkungan dalam menentukan peluang atau ancaman. Seperti dalam organisasi bisnis, analisis lingkungan sangat penting karena mencoba mengidentifikasikan peluang (opportunities) bisnis yang perlu dengan segera mendapatkan perhatian eksekutif, dan disaat yang sama diarahkan untuk mengetahui ancaman (threats) bisnis yang perlu mendapatkan antisipasi. Untuk keperluan dimaksud, pertama analisis lingkungan bisnis berusaha untuk mengidentifikasi sejumlah variabel pokok yang berada diluar kendali perusahaan yang diperkirakan memiliki pengaruh nyata. Dengan demikian, analisis lingkungan bisnis hanya berusaha mengumpulkan dan menganalisis sejumlah variabel secara terbatas (finite).

Analisis lingkungan bisnis hendaknya tidak sampai terjerumus untuk berusaha menganalisis sebanyak mungkin variabel (infinite) Lingkungan perlu dianalisis karena :

1.       Agar pembuat strategi dapat mengantisipasi setiap kesempatan dan membantu mengembangkan sistem pemecahan tujuan perusahaan/organisasi (early warning system).
2.       Untuk dapat mengefektifkan proses manajemen strategi, karena dengan melakukan analisis lingkungan hasil yang akan diperoleh lebih efektif.
3.       Untuk membantu manajer dalam meramalkan dampak lingkungan terhadap perkembangan perusahaan. Terkumpulnya berbagai organisasi dari lingkungan, memudahkan untuk membuat perencanaan jangka panjang.

Analisis Lingkungan Dilakukan dengan 3 (tiga) cara, yaitu :

a.       Menganalisis hubungan antara strategi perusahaan dan tanggapan terhadap lingkungan, yang dipakai sebagai landasan untuk membandingkan strategi yang sedang berjalan dengan strategi yang potensial yang akan datang.
b.       Menganalisis kecenderungan faktor dan masalah utama yang potensial yang akan datang.
c.        Mencoba meramalkan kemungkinan yang akan terjadi pada masa akan datang terhadap lingkungan.


Pada dasarnya struktur lingkungan dapat dibagi atau dibedakan menjadi dua elemen utama, yaitu:

a.       lingkungan eksternal (Makro)
b.       lingkungan internal (Mikro)




II. II.                    Tanggung Jawab Sosial & Etika Manajemen


A.     Tanggung Jawab Sosial
        
Suatu organisasi hidup dalam lingkungannya, selain memperhatikan etika perusahaan juga dituntut untuk mempunyai tanggung jawab sosial perusahaan, dimana organisasi dituntut untuk bisa mendatangkan manfaat bagi lingkungan disekitarnya.Definisi yang diterima luas oleh para praktisi dan aktivis definisi menurut The World Business Council for Sustainable Development yaitu bahwa CSR merupakan suatu komitmen terus-menerus dari pelaku bisnis untuk berlaku etis dan untuk memberikan kontribusi bagi perkembangan ekonomi sambil meningkatkan kualitas hidup para pekerja dan keluarganya,  juga bagi komunitas lokal dan masyarakat pada umumnya.

      Dari konsep tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) tersebut mengandung pengertian bahwa suatu organisasi /perusahaan selain memiliki tanggung jawab kepada pemegang saham untuk bisa memberikan keuntungan, organisasi/perusahaan tersebut juga dituntut memiliki tanggung jawab moral, etika kepada stakeholder seperti karyawan, supplier, konsumen, komunitas setempat, masyarakat secara luas, pemerintah dan kelompok-kelompok lain.Prinsip-prinsip dasar tanggung jawab sosial yang menjadi dasar bagi pelaksanaan yang menjiwai atau menjadi informasi dalam pembuatan keputusan dan kegiatan tanggung jawab sosial menurut ISO 26000 meliputi :

a.       Kepatuhan kepada hukum
b.      Menghormati instrumen/badan-badan internasional
c.       Menghormati stakeholders dan kepentingannya
d.      Akuntabilitas
e.      Transparansi
f.        Perilaku yang beretika
g.       Melakukan tindakan pencegahan
h.      Menghormati dasar-dasar hak asasi manusia


B.      Etika Manajemen

       Suatu organisasi hidup dalam lingkungan organisasi, dimana organisasi tersebut harus dapat beradaptasi dengan lingkungannya kalau organisasi tersebut ingin bertahan hidup. Dalam lingkungannya organisasi mendapat tekanan-tekanan dari berbagai pihak sebagai misal dari masyarakat di sekitar organisasi itu berada atau dari pesaingnya.

        Bagi masyarakat disekitar organisasi berada, berusaha untuk menuntut manfaat yang bisa diperoleh masyarakat dengan keberadaan suatu organisasi tersebut. Seorang manajer harus bisa menyeimbangkan tuntutan masyarakat tersebut dengan jalannya organisasinya. Bagi pesaing, organisasi harus mampu bersaing secara sehat dengan organisasi lainnya untuk mempertahankan hidupnya.

       Etika bisa ditafsirkan sebagai hak dan kewajiban seseorang mengenai aturan moral yang digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan dan menjalin hubungan dengan orang lain. Moral dalam hal ini berarti mempunyai pengertian baik dan buruk. Suatu perbuatan dikatakan etis apabila sesuai atau tidak bertentangan dengan norma yang ada dalam masyarakat, dan dikatakan tidak etis apabila bertentangan atau tidak sesuai dengan norma yang ada dalam masyarakat.




II. III.         Pembentukan Nilai Etika


      Etika dari seorang individu terbentuk atau dipengaruhi oleh beberapa hal antara lain : keluarga, faktor situasi, nilai, moral, agama, pengalaman, dan pengaruh teman.

a.       Pengaruh Keluarga

Keluarga merupakan tempat tumbuh dan berkembangnya seorang individu, oleh karena itu keluarga mempunyai pengaruh yang besar dalam pembentukan etika seorang individu. Keluarga akan selalu berusaha untuk mengajarkan etika yang berlaku di dalam keluarga tersebut kepada anak-anaknya dan diharapkan nilai etika tersebut akan berlaku sampai seorang individu itu besar.

b.      Pengaruh Faktor Situasional

Situasi bisa menentukan etika individu. Misalkan seseorang melakukan pencurian, hal tersebut sudah melanggar norma dan etika yang ada. Tapi ketika kita mengetahui bahwa pencuri itu orang yang tidak punya dan alasan dia mencuri untuk mengobati anaknya yang sakit, mungkin kita bisa menerima alasan tersebut dan memaafkannya.

c.       Nilai, moral, dan agama

Nilai, moral dan agama sangat berpengaruh terhadap pembentukan etika seseorang. Seseorang dengan nilai, moral dan pemahaman agama yang tinggi akan mempunyai etika yang tinggi pula. Contoh seorang manajer yang mengutamakan nilai keagamaan dia akan berusaha untuk tidak memberhentikan karyawannya meskipun kondisi perusahaan dalam keadaan sulit.

d.      Pengalaman hidup

Manusia dalam hidupnya pasti mempunyai banyak pengalaman, baik pengalaman buruk ataupun pengalaman baik. Pengalaman tersebut merupakan proses yang berpengaruh terhadap pembentukan etika seseorang. Jika seseorang lebih banyak mempunyai pengalaman buruk dan itu berpengaruh pada pembentukan etika pada orang tersebut.

e.      Pengaruh Teman

 Teman juga mempunyai pengaruh yang tidak kecil terhadap pembentukan etika seseorang. Jika anak lebih banyak bergaul dengan teman-teman sebaya yang nakal, kecenderungan anak tersebut akan menjadi nakal pula. Sebaliknya jika seorang anak tumbuh dengan teman-teman sebaya yang mempunyai etika yang baik maka anak tersebut akan mempunyai etika yang baik pula.











Etika Dalam Perusahaan / Organisasi

       Etika dalam suatu organisasi sebagai akibat hubungan antara organisasi dengan pihak-pihak eksternal maupun internal organisasi. Tiga macam wilayah etika dalam organisasi dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel Wilayah Etika dalam Organisasi

Wilayah Perhatian
Contoh Isu yang relevan
Hubungan organisasi dengan karyawan
Penarikan tenaga kerja, penggajian dan pemberhentian kerja
Kondisi kerja
Kebebasan pribadi
Hubungan karyawan dengan organisasi
Konflik kepentingan
Kerahasiaan organisasi
Kejujuran
Hubungan organisasi dengan pihak luar
Pelanggan/konsumen
Pesaing
Pemegang saham
Pemasok
Pemerintah
Masyarakat sekitar
 
          Hubungan organisasi dengan karyawan menghasilkan standar perilaku tertentu yang dianggap etis maupun tidak etis, sebagai contoh apabila sebuah perusahaan membayar gaji karyawannya di bawah UMR maka perusahaan tersebut dianggap tidak etis, kemudian pengganjian di dalam perusahaan tersebut sudah adil atau belum. Adalah suatu hal yang tidak etis apabila suatu perusahaan mengekang kebebasan pribadi seseorang dalam menjalankan ibadah.
         Hubungan karyawan dengan organisasi meliputi beberapa hal, konflik kepentingan, kerahasiaan organisasi dan kejujuran. Adalah suatu hal yang tidak etis apabila seorang manajer pindah ke perusahaan lain kemudian dia membocorkan rahasia perusahaannya yang lama.
         Wilayah etika juga berlaku pada hubungan antara organisasi dengan pihak luar. Sebagai misal adalah suatu hal yang etis bila perusahaan makanan mencantumkan kandungan bahan-bahan yang ada pada produknya sehingga konsumen mengetahui bahan-bahan apa yang terkandung dalam produk tersebut.
























BAB III
MANAJEMEN STRATEGI DALAM MENGHADAPI ERA GLOBALISASI


Globalisasi adalah penyebaran inovasi ekonomi ke seluruh dunia serta penyesuaian-penyesuaian politis dan budaya yang menyertainya. Oleh karena itu penting sekali bagi perusahaan-perusahaan menyusun manajemen strategik menyongsong era globalisasi.
Beberapa manajemen strategik yang dapat digunakan perusahaanperusahaan
antara lain :

a.       Persaingan global dengan lini yang luas
b.      Fokus global
c.       Fokus nasional
d.      Ceruk yang terlindung
e.       Analisis lingkungan eksternal
f.       Analisis lingkungan internal
g.      Strategi tingkat bisnis
h.      Strategi tingkat perusahaan
i.        Strategi akuisisi dan restrukturisasi
j.        Strategi internasional dan
k.      Kepemimpinan strategis
Karena dunia mengarah ke suatu ekonomi global, maka perusahaan harus
menjadi lebih terspesialisasi / terfokus.



III. I.   MANAJEMEN STRATEGI DEFINISI MANAJEMEN STRATEGI


Manajemen strategi dapat didefinisikan sebagai gabungan antara seni dan ilmu dalam hal mengformulasikan, mengimplementasikan dan mengevaluasi keputusan–keputusan lintas fungsi, yang memungkinkan suatu organisasi untuk mencapai tujuannya di masa datang. Secara tidak langsung definisi manajemen strategi adalah menyatukan atau menggabungkan manajemen pemasaran, keuangan, produksi, penelitian dan pengembangan serta sistem informasi komputer untuk mencapai keberhasilan suatu organisasi. Ada beberapa tugas dari manajemen strategi :

a.      Mengembangkan visi strategi dan misi bisnis.
b.      Menentukan tujuan.
c.       Mengformulasikan strategi untuk mencapai tujuan.
d.      Mengidentifikasikan dan melaksanakan strategi.
e.       Mengevaluasi strategi




                                                 





III. II. HAL-HAL PENTING DALAM MANAJEMEN STRATEGI


Ada delapan hal penting dalam manajemen strategi yaitu pejabat strategi, misi perusahaan, peluang   dan ancaman eksternal, kekuatan dan kelemahan internal, tujuan jangka panjang, strategi, tujuan tahunan dan policy.


A.     Pejabat Strategi

Pejabat strategi adalah personal yang paling bertanggung jawab atas berhasil atau gagalnya suatu organisasi. Pejabat strategi bisa menyandang berbagi titel jabatan seperti kepala eksekutif, presiden, pemilik, ketua dewan pengurus, direktur eksekutif, ketua penanggung jawab, ketua atau pengusaha.


B.     Misi Perusahaan

Misi perusahaan adalah suatu pernyataan yang bertujuan membedakan suatu bidang usaha dari perusahaan sejenisnya yang lain. Suatu misi perusahaan didefinisikan dalam ruang lingkup operasional perusahaan yang meliputi bidang produksi dan pemasaran.


C.     Peluang dan Ancaman Eksternal

Peluang dan ancaman eksternal meliputi bidang-bidang ekonomi, sosial, budaya, demografi, lingkungan politik, pemerintahan, teknologi, dan perkembangan yang kompetitif yang secara signifikansi sangat mempengaruhi organisasi dalam masa yang akan datang.


D.     Kekuatan dan Kelemahan Internal

Kekuatan dan kelemahan internal adalah aktivitas organisasi yang harus selalu dikendalikan untuk mengetahui kelebihan dan kekurangannya. Mengidentifikasi dan mengevaluasi kekuatan dan kelemahan organisasi di bidang fungsional atau bisnis adalah aktivitas manajemen strategi.
Organisasi berusaha mengikuti strategi mempergunakan kekuatan internal dan memperbaiki kelemahan internal.
 zs

E.     Tujuan Jangka Panjang

Tujuan jangka panjang dapat didefinisikan sebagai hasil spesifik di mana sebuah organisasi merumuskan hal tersebut pada misi dasar perusahaan. Jangka panjang diartikan lebih dari satu tahun. Tujuan adalah penting bagi suksesnya organisasi karena mereka membantu evaluasi, menciptakan sinergi, mengkoordinasikan secara fokus dan menetapkan dasar untuk mengefektifkan perencanaan, organising, motivasi, dan aktivitas kontroling. Tujuan yang dimaksud dalam arti adanya tantangan bisa diukur konsisten, masuk akal dan jelas.


F.      Strategi

Strategi adalah berarti bahwa tujuan jangka panjang akan bisa dicapai. Strategi bisnis mengandung unsur-unsur ekspansi geografis, difersifikasi, akuisisi, pengembangan produk, penetrasi pasar, likuidasi dan joint venture.


G.    Tujuan Tahunan

Tujuan tahunan adalah tujuan jangka pendek di mana organisasi harus mencapai hal tersebut untuk melangkah ke tujuan jangka panjang. Seperti tujuan jangka panjang, tujuan tahunan dapat diukur secara kuantitatif, realistis, konsisten dan prioritas. Tujuan tahunan adalah penting untuk implementasi strategi, sedang tujuan jangka panjang adalah penting dalam formulasi strategi.


H.    Policy

Policy adalah suatu upaya agar tujuan tahunan bisa dicapai. Policy meliputi : petunjuk-petunjuk, aturan-aturan dan prosedur yang dibuat untuk menunjang usaha untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Tidak ada komentar: